Pages

Lima Menit Lagi

Suatu hari di sebuah taman, seorang wanita duduk di sebuah bangku di taman bermain. Di sebelahnya duduk seorang ibu yang sedang memandang seorang anak di taman bermain. "Itu anak saya di sana," katanya, sambil menunjuk seorang anak kecil dengan baju merah yang sedang ayunan.

"Dia anak tampan," kata ibu tersebut. "Kalau itu anak saya bermain di pasir dengan baju biru." Kemudian, melihat jam tangannya, dia memanggil anaknya. "Syamil, ayo kita pulang Nak?"

Syamil memohon, "Lima menit lagi, ya ibu?". "Hanya lima menit lagi ya!". Ibu itu mengangguk dan Syamil terus bermain pasir.

Menit-menit berlalu dan sang ibu berdiri dan memanggil lagi anaknya. "Waktunya untuk pulang sekarang?" Sekali lagi Syamil memohon, "Lima menit lagi, Bu. Hanya lima menit lagi..." Ibu itu tersenyum dan berkata, "baiklah"

"Anda sabar sekali sebagai seorang ibu ," kata wanita itu.





Sang ibu itu tersenyum dan kemudian berkata, "Kakak Syamil, Haikal, meninggal dalam kecelakaan tahun lalu saat dia mengendarai sepedanya di dekat sini, saya sendiri tidak pernah menghabiskan banyak waktu dengannya yang saya mampu. Seandainya ia masih hidup sekarang, saya akan memberikan apa saja untuknya meskipun hanya lima menit. Saya sudah bersumpah untuk tidak membuat kesalahan yang sama dengan Syamil. Biarkan dia berpikir memiliki tambahan waktu lima menit lebih banyak untuk bermain... karena sesungguhnya, sayalah yang mendapatkan lima menit lebih banyak untuk melihat dia bermain."

Mari kita meluangkan waktu yang berharga dengan orang-orang yang dekat, yang sayang kepada kita. Agar kita tidak menyesalinya ketika kesempatan kesempatan itu sudah tidak ada lagi...


Tali Kekang Gajah

Suatu hari seorang laki-laki berjalan melintasi perkebunan dimana di dalam perkebunan tersebut terdapat sebuah tempat pelatihan untuk gajah-gajah liar agar menjadi mudah dijinakkan dan digunakan membantu keperluan perkebunan.

Tampak seekor gajah besar, gagah dan kuat yang berdiri tegak tanpa bergerak sedikitpun, padahal dia hanya diikat oleh seutas tali kecil yang melingkar pada salah satu kaki depannya dan terikat pada sebuah tonggak kecil. Tidak tampak kandang besi atau rantai baja yang mengikatnya. Jelas sekali bahwa jika si gajah berniat melepaskan diri maka dengan amat mudahnya ia akan segela terlepas dan lari. Tapi entah mengapa hal itu tidak dilakukannya.

Laki-laki tersebut penasaran dan melihat sekitar menghampiri pawang sekaligus pelatih gajah tersebut dan bertanya, "Mengapa gajah sebesar itu hanya berdiri saja dan tidak berusaha melarikan diri padahal talinya sekecil itu?"





Jawab pelatih gajah tersebut, "ketika gajah tersebut masih kecil kami sudah mengikatnya dengan tali tersebut, dan kami menggunakan tali yang seukuran itu sampai dia sedewasa dan sebesar ini. Cukup bagi gajah untuk yakin bahwa karena tali tersebut maka dia tidak bisa melarikan diri, sehingga sampai sekarang dia tidak berusaha melepaskan diri dari tali tersebut."

Laki-laki tersebut heran dan menggumam, "hewan sebesar itu yang bisa melarikan diri dan lepas dari tali kapan saja, tapi tidak melakukannya hanya karena dia percaya bahwa tali yang mengikatnya tidak memungkinkan dia melarikan diri, dan karenanya dia tetap berada di sini sampai sekarang?"

Pesan: Seperti si gajah, beberapa dari kita sering merasa tidak mampu melakukan sesuatu padahal kita mampu, hanya karena kita pernah gagal. Ingatlah bahwa kegagalan adalah bagian dari hidup.