Tersebutlah seorang saudagar di Pakistan dengan kekayaan yang luar biasa. Dia adalah seorang pedagang sekaligus tuan tanah. Namun, orang itu memiliki seorang putra yang dianggapnya memiliki kecerdasan yang rendah. Sementara orang-orang menyebutnya anak bodoh.
Suatu hari, saudagar kaya tersebut menyuruh anaknyanya untuk membuat teh untuknya. Karena kebodohannya, anak tersebut membuat beberapa teh dan membawanya agar ayahnya dapat memilih salah satu. Sang ayah mengambil satu tegukan dari cangkir dan dengan terkejut merasakan bahwa teh itu sangat lezat. Ia meminta anaknya bercerita tentang bagaimana teh itu dibuat.
Anaknya mengatakan bahwa "Aku pergi ke halaman belakang untuk mencari kayu bakar. Tapi, karena hujan, semua kayu basah. Jadi, aku pergi ke tempat di mana Ayah menyimpan uang dan mengambil banyak uang tunai. Kemudian aku membakar semua uang kertas untuk membuat teh."
Teh yang awalnya terasa sangat enak, seketika itu juga terasa seperti racun.
Dari cerita ini kita umumnya akan berpikir bahwa anak ini benar-benar bodoh. Mengapa? Karena dia membakar uang hanya untuk membuat secangkir teh.
Kenyataannya, banyak orang yang lebih bodoh dari anak itu, yang membakar kehidupan abadi di akhirat hanya untuk hidup yang pendek (di dunia) ini.
Yang paling bijaksana dari semua itu adalah orang yang mengingat kematian lebih sering dan mempersiapkan untuk itu.
Read More..